Sebagai remaja, bisa dipahami jika Juwita Thofany Sanjaya alias Juwita Bahar sangat menginginkan kebebasan. Namun diingatkan agar bintang sinetron ‘Mendadak Dangdut’ itu tidak egois. Ia harus tetap menghormati Annisa Bahar sebagai ibu yang pernah melahirkannya.
“Harus diingat ia lahir bukan dari sebatang kayu. Ia lahir dari Annisa Bahar. Walaupun ia merasa tidak nyaman dengan ibunya, sebagai anak harus tetap mengakui dan menghormati ibunya,” kata Sekjen Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait.
Arist pernah membantu mediasi permasalahan antara Annisa Bahar dan Juwita. Saat itu Juwita sakit keras sementara Annisa belum mau mengakui putri dari mantan suaminya itu, Memo Sanjaya, sebagai anaknya. Dari mediasi tersebut, Annisa akhirnya mau membiayai pengobatan Juwita karena kondisi Memo saat itu dalam kekurangan.
Artis sinetron kelahiran Banten 11 Januari 1996 itu juga diimbau agar tidak keras kepala memaksakan keinginannya. Juwita yang masih 14 tahun itu sebaiknya memahami dulu makna kebebasan yang diinginkannya.
“Jangan ambil sikap tidak mau mendengarkan orang lain, jangan memaksakan kehendak. Kalau ingin bebas, apa yang dimaksud kebebasan,”saran Arist.
Sementara kepada Annisa, Arist menyarankan agar tidak begitu saja membiarkan Juwita meninggalkan rumahnya. Pemilik goyang patah-patah itu harus tetap melakukan pendekatan terhadap sang anak dan memberikan bimbingan agar bisa menjadi orang yang dewasa dan bertanggung jawab.
Hingga kini Komnas Perlindungan Anak belum diminta bantuan untuk memediasi kasus Juwita dan Annisa. Namun bila diminta Komnas Perlindungan Anak akan siap memberikan bantuan.
Juwita sejak 3 Agustus memutuskan tidak mau lagi tinggal bersama Annisa Bahar. Alasannya, artis remaja yang pernah kabur dari ayahnya itu, ingin mandiri. Juwita ingin mengelola keuangannya sendiri.
0 comments:
Posting Komentar
Udahan ? Yo wis....kasih komentar dong artis yang laen, ditunggu ya ?